Belajar Ilmu Pengetahuan dengan Kurikulum Merdeka

Senin, 29 Juni 2020


Pesisir Barat - Zaman mungkin sudah berubah dan tidak seperti waktu kita kecil kawan, yaitu era 90-an jika sama berarti kita seumuran sobat Mr. Dion Jalan-Jalan. Lalu apasih yang menjadi perbedaan yang dikatakan berubah tentu sobat makin penasaran bukan, mari kita bahas sedikit demi sedikit dulu ya.

Zaman era 90-an mungkin saya akan merasa senang ketika mendapatkan sepucuk surat baik yang ber perangko atau yang dikirim melalui sahabat dari balik jendela. Eitz... Surat apakah itu, yang pasti bukan surat cinta ya sobat melainkan sepucuk surat janjian ketemuan untuk pergi ke suatu tempat yang orang lain tidak tau untuk melihat sebuah tempat yang indah berupa pemandangan Alam. 

Pemandangan itu meninggalkan bekas didalam lubuk hati dan memori yang tak pernah hilang ditelan zaman, yakni sampai saat ini. Tentunya semua yang saya lihat bersama sahabat sahabat saya dulu hanya menjadi kenangan dan cerita seperti yang sedang saya tulis ini. 

Lalu apa yang berbeda pada zaman saat ini? Tentu adalah karena kecanggihan Teknologi yang menjadikan kita dapat menyimpan memori tanpa melewatkan sedikitpun hanya dengan dua jari. Sampai sini sobat masih bingung kenapa penulis memberi judul Misteri dibalik Pantai Tanjung Setia, Krui Pesisir Selatan. 
Sejarah yang tidak terdokumentasikan inilah yang akan selalu menjadi Misteri, karena hanya akan ada cerita yang katanya dan katanya. Jadi begini sobat Mr. Dion Jalan-Jalan misteri yang saya maksud disini adalah konon cerita nya dahulu terdapat sebuah kampung yang sudah lama didiami oleh warga asli suku Lampung, namun saya tidak dapat menyebutkan suku tersebut karena keterbatasan memori saya sobat. Namun disini saya bakal menerus kan apa yang dilihat dan didengar oleh warga kalau itu yang tentunya bakal bulu kuduk sobat merinding. 

Dahulu ada dua kampung yang berdampingan yang satu ada di pesisir pantai dan satu lagi ada didalam di bantaran sungai, yang di pinggir Pantai nama kampung tersebut adalah BIHA sedangkan yang didalam yakni Paku Negara. Kedua kampung ini memiliki keunikan sendiri dimana kampung BIHA terkenal dengan Hasil Tangkapan Ikan yang melimpah sedangkan Paku Negara memiliki hasil kebun yang cukup banyak kala itu. 
Namun kekeringan melanda kampung tersebut sehingga membuat kebun, sawah dan ladang mengering alhasil kelaparan pun menghampiri kampung ini, namun ikan dilautan masih melimpah di kampung Biha. Terjadilah sebuah ketimpangan ekonomi kalau itu hingga pada akhirnya melalui musyawarah beserta kepala suku di kampung Paku Negara berencana membuat Bendungan namun Bagaimana dan Siapa yang akan membendung air sungai yang sangat deras itu. Sehingga diadakanlah sayembara Barang siapa yang dapat membuat Bendungan tersebut jika dia Laki-laki makan akan di Nikahkan dengan Gadis Paling Cantik di Kampung itu dan Jika dia Perempuan makan akan diangkat menjadi Keluarga. 

Singkat cerita, datanglah seorang laki-laki mengenakan jubah berwarna putih dan Tongkat ditanganya, kemudian beliau mulai menamcapkan kayu ketengah sungai dan kemudian kayu-kayu itu disusun sampai berubah menjadi sebuah bendungan yang airnya dapat dimanfaatkan untuk mengaliri sawah dan ladang petani disana. Namun setelah itu sudah tercapai ternyata janji yang diberikan tak kunjung tiba hingga akhirnya beliau marah dan murka sehingga dilemparlah sebuah kayu dan menancap kuat yang menjadi sebuah kutukan bagi siapa saja warga yang makan dari buah pohon tersebut maka dia tidak akan selamat dan mendapat kesialan pohon itu adalah pohon melinjau.

Baca : Tujuh Tempat Wisata Era New Normal

Kutukan itu juga akhirnya merembet ke kampung sebelah karena ada warga yang pindah ke kampung sebelah tersebut, dimana ketika warga kampung biha datang berkunjung ke kampung Pantai Tanjung Setia maka Ikan hasil tangkapanya pun akan berkurang drastis. Maka dari itu warga Pantai Tanjung Setia selalu memberikan hasil tangkapan nelayan dengan datang sendiri ke Kampung BIHA supaya terhindar dari kutukan tersebut. Demikian Misteri dari Pantai Tanjung Setia, Krui Kabupaten Pesisir Barat.

0 comments

Tinggalkan Komentar Anda